Author: Marta Asnawi
•01.59

Selembar Rindu Yang Tak Terbuang


Lembaran rindu yang berserakan

yang dulu adalah buku

telah lama berterbangan

jatuh ke sungai air biru

yang tak luput dari pasang surut

warna yang tua telah mewarnai itu

namun itu tak menghentikan mereka

tuk mengalir lebih jauh


Lembaran rindu yang terbuang

yang telah robek karna menyentuh waktu

seakan tak tahu arah

perahu kaca yang menuntun mereka

melewati sungai yang tak berdasar itu

mereka mengalir tenang

namun air telah berwarna

kabutpun mulai menebal

arus yang mulai menunjukkan keseribu kakinya

membawa lembaran itu

pada sudut sungai

pada satu titik cahya putih

sedangkan perahu itupun tersangkut

beserta selembar rindu yang tertinggal

di sebuah jantung pohon di tengah sungai

perahu dan selembar rindu itupun bersatu

lekat tak bersekat

terus dan terus begitu

tak dapat terbuang diantara lembaran lain

17/4/09

|
This entry was posted on 01.59 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: