
Selembar Rindu Yang Tak Terbuang
Lembaran rindu yang berserakan
yang dulu adalah buku
telah lama berterbangan
jatuh ke sungai air biru
yang tak luput dari pasang surut
warna yang tua telah mewarnai itu
namun itu tak menghentikan mereka
tuk mengalir lebih jauh
Lembaran rindu yang terbuang
yang telah robek karna menyentuh waktu
seakan tak tahu arah
perahu kaca yang menuntun mereka
melewati sungai yang tak berdasar itu
mereka mengalir tenang
namun air telah berwarna
kabutpun mulai menebal
arus yang mulai menunjukkan keseribu kakinya
membawa lembaran itu
pada sudut sungai
pada satu titik cahya putih
sedangkan perahu itupun tersangkut
beserta selembar rindu yang tertinggal
di sebuah jantung pohon di tengah sungai
perahu dan selembar rindu itupun bersatu
lekat tak bersekat
terus dan terus begitu
tak dapat terbuang diantara lembaran lain
17/4/09
0 komentar: